Untuk mendapatkan sebuah koleksi yang sempurna dan enak dipandang, tentu saja diperlukan materi yang bagus. Karena itu sejumlah kolektor sangat fanatik dengan kondisi suatu mata uang. Dalam arti mereka hanya menjatuhkan pilihan pada mata-mata uang dengan kondisi yang sempurna. Kondisi bisa sedikit dilonggarkan bila jenis tersebut benar-benar langka.
Tingkat kondisi yang berbeda juga mempengaruhi nilai dan harga sebuah koleksi. Perbedaan terlihat pada perkiraan harga di katalog yang biasanya dibedakan atas dua atau tiga tingkat serta harga nyata yang terjadi atas suatu mata uang. Tingkat kondisi yang umum adalah prima (sempurna), baik, dan lumayan (biasa). Tidak mustahil terdapat perbedaan harga yang menyolok di antara ketiganya.
Untuk jenis mata uang kuno dan lama, agak susah secara tepat menentukan tingkat kondisinya. Cara-cara dan patokan yang diperkenalkan di bawah sekadar sebagai ancar-ancar atau perkiraan semata.
Kaca pembesar
Tidak menjadi soal untuk menilai tingkat kondisi mata uang baru. Bagi mata uang kertas, dikatakan sempurna bila masih utuh, tidak terdapat lipatan ataupun coretan/noda, dan kertas masih terasa keras kalau diraba. Bagi mata uang logam, gambar terlihat nyata, tidak ada goresan, dan gerigi di samping (kalau ada) masih utuh.
Sebaliknya, akan menjadi lebih rumit bila menjumpai mata uang lama atau kuno, baik kertas maupun logam. Lebih-lebih yang bernilai tinggi dan tenar. Kita harus teliti dan awas, karena cacad atau noda kecil pun akan memengaruhi harga atau nilainya. Untuk itulah penelitian tidak cukup dengan mata biasa, melainkan harus memakai alat penolong kaca pembesar. Soalnya tidak jarang, goresan atau nilai tersebut tidak terlihat oleh mata biasa, tetapi menjadi nyata dan jelas di bawah kaca pembesar. Bahkan ada kemungkinan perbaikan maupun perubahan yang dibuat secara rapi dan sempurna, sama sekali tidak terlihat oleh mata biasa.
Bermacam-macam kaca pembesar yang ada,umumnya mampu memperbesar detil antara 2-10 kali. Tetapi ada yang lebih kuat lagi sampai bisa memperbesar sampai 30 kali. Di pasaran banyak tersedia kaca pembesar yang berbentuk sederhana sampai yang sangat canggih.
Tingkat kondisi
Secara sederhana, pengelompokan tingkat kondisi adalah sempurna, baik, dan jelek. Dua yang pertama lebih sering digunakan dan merupakan ukuran pokok dalam membuat patokan harga. Ketiga tingkatan tersebut oleh para numismatis lebih dirinci menjadi:
1. Sempurna (prima): brilliant uncirculated, proof uncirculated, extremely fine
2. Baik: very fine, fine
3. Cukup: fair
4. Jelek: poor
Pembagian di atas menurut sistem Inggris. Sedangkan pada sistem AS, tingkatan fine dibagi menjadi very good dan good. Ada kalanya dan tidak jarang, sulit untuk mencapai kesepakatan dalam mengatakan tingkat kondisi sebuah mata uang.
Untuk menghindarinya dipakai istilah nearly dengan singkatan N atau almost (A). Atau kalau kondisi sisi yang satu tidak sama dengan sisi sebaliknya, disebutkan keduanya. Maka tidak jarang dijumpai penulisan atau penyebutan EF/N.VF yang berarti sisi muka kondisi sempurna, sedangkan sisi sebaliknya mendekati baik (nearly very fine).
Tanda yang digunakan
Berbagai tanda/singkatan yang berbeda dipakai untuk mewujudkan tingkat kondisi mendasar atas sistem AS. Di AS berturut-turut adalah Proof (PF), Uncirculated (Unc), Extremely Fine (EF), Very Fine (VF), Fine (F), Very Good (VG), Good (G), dan Poor (P). Sistem AS lah yang kemudian banyak dipakai di dunia numismatik internasional.
Cara pengukuran
Sebagai cara memerkirakan atau mengukur kondisi mata uang dapat ditempuh jalan sbb: tingkatan kondisi diberi nilai masing-masing:
* Unc-100
* EF-90
* VF-75
* F-55
* fair (VG/G)-30
Mata uang yang dimaksud kita teliti, baik dengan kaca pembesar ataupun tidak. Lalu dicatat dan diberi nilai tentang kebersihannya, gambarnya, gerigi, atau lipatan bagi mata uang kertas.
Angka-angka yang diberikan mulai nol bagi yang sempurna, terus meningkat sesuai dengan keadaannya, misalnya nilai 5 untuk cacad-cacad yang tidak kentara, 10 bagi noda-noda kecil dan 20 untuk yang lebih besar. Angka-angka yang diperoleh dari setiap penilaian dijumlahkan, hasilnya kita sebut nilai sementara. Selanjutnya sebagai hasil akhir 100 – nilai sementara. Hasil tetap ini merupakan tingkat kondisi mata uang tersebut disesuaikan dengan daftar yang dibuat.
Contoh kasus: sebuah mata uang kertas yang gambarnya masih jelas, sedikit ada noda, dan pernah terlipat.
Cara pengukuran:
* kebersihan: 0
* lipatan: 5 (karena tidak terlalu nyata)
* gambar: 0 (karena masih nyata)
* ujung: 0 (karena masih utuh/persegi)
* permukaan: 5 (karena ada sedikit noda)
Hasil penjumlahan angka-angka tersebut menjadi 10. Jadi tingkat kondisi mata uang tersebut menjadi 100 – 10 = 90 adalah EF.
Kegunaan
Jika membeli mata uang secara langsung, tidaklah menjadi masalah karena bisa dilihat dan diteliti di tempat. Dalam pelelangan atau membeli melalui pemesanan (lewat pos), mengetahui kondisi dan tanda-tanda sebelumnya adalah sangat penting. Pihak penjual dalam menawarkannya, harus mencantumkan tingkat kondisinya. Hal ini sangat membantu untuk dipakai sebagai dasar menilai, hingga dapat ditentukan penawaran atau harga bagi mata uang itu.
Kecermatan dan ketepatan dalam menentukan tingkat kondisi sangat penting. Tidak saja menjadikan koleksi sedap dipandang tetapi juga membuat koleksi tersebut berbobot dan bernilai tinggi.
(Sumber: Sumpeno Dj, Berita PPKMU, Desember 1993 dan Februari 1994)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar