Di Museum Nasional Jakarta terdapat ribuan koleksi mata uang dari seluruh dunia, baik yang dibuat dari bahan logam dan kain maupun keramik atau bahan-bahan lain. Mata uang yang tertua adalah mata uang ma yang terbuat dari perak atau emas, berasal dari kerajaan Hindu Mataram abad IX-X. Benda tersebut berlaku sebagai alat tukar pada masa itu karena sering disebut-sebut dalam prasasti yang sezaman.
Dapat disaksikan pula di museum ini sejenis uang yang terbuat dari kain tenun, dikeluarkan oleh kerajaan Buton. Kain tersebut berwarna putih, dengan hiasan merah dan biru, berukuran 10 cm x 5 cm. Uang itu beredar sampai ke daerah Maluku dan Sulawesi Selatan sampai pada abad XIX.
Koleksi lain adalah uang emas yang disebut “dukaat”, uang perak yang disebut “dukaton”, dan uang tembaga yang disebut “stuiver”. Ketiganya dikeluarkan oleh VOC pada abad XVII. Yang aneh, karena keadaan mendesak Belanda juga pernah mengeluarkan uang yang dibuat dari kawat tembaga yang dibengkokkan, yaitu “tang” dan “larijn”.
Koleksi uang kuno antara lain berasal dari kerajaan Majapahit. Dari masa ini ditemukan banyak lempengan perunggu yang bentuknya seperti uang, bergambar wayang. Benda itu disebut uang Gobog. Akan tetapi ini bukan uang melainkan jimat (amulet).
(Sumber: brosur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar