Koleksi Numismatik dan Heraldik terdiri dari benda-benda seperti koin, uang kertas dan token yang pernah beredar dan digunakan oleh masyarakat. Di samping itu terdapat alat cetak uang dan medali. Koleksi Numismatik Museum Nasional sebagian besar berasal dari masa kerajaan-kerajaan Indonesia kuna, masa kolonial (Belanda, Portugis, Inggris dan Jepang) hingga masa kemerdekaan Indonesia. Selain koleksi numismatik dari dalam negeri, juga terdapat koleksi numismatik yang berasal dari negara-negara di benua Asia, Eropa, Afrika, Amerika, dan Australia. Sedangkan koleksi Heraldik yang dimiliki Museum Nasional adalah lambang-lambang seperti medali/tanda jasa, cap/stempel, dan amulet.
Uang “PITIH TEBOH”
Uang ini berbentuk segi delapan dengan lubang bundar di bagian tengah, terbuat dari timah dengan berat 1,44 gr. Uang ini berasal dari Palembang, Sumatra Selatan. Salah satu sisinya tertera tulisan Arab, dibaca “Haza fulus fi Balad Palembang-1219”. Dari angka tahun Hijriyah yang tertera 1219 (=1804 Masehi), uang ini beredar pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin.
No. Inv. 12991
Uang “KASHA”
Uang berbentuk bundar dengan lubang berbentuk segi enam di bagian tengah ini terbuat dari kuningan mempunyai berat 3,57 gr. Uang ini berasal dari masa Kesultanan Banten, abad ke-16 M. Pada salah satu sisinya tertera tulisan Arab berbahasa Jawa, dibaca “Pangeran Ratu Ing Banten”, gelar Sultan Maulana Muhammad yang memerintah di Banten pada tahun 1580-1596.
No. Inv. 13621
Medali JP Coen
Perunggu
Belanda
Tahun 1937
No. inv. 13344
Medali tanda penghargaan 350 tahun kelahiran Jan Pieter Zoon Coen (1587-1937), pendiri kota Batavia, Hindia Belanda (Indonesia), sebagai Gubernur Jenderal dan meninggal dunia pada tahun 1629. Nama Batavia berasal dari Batavieren, nama suku bangsa nenek moyang bangsa Belanda yang berasal dari Jerman. Nama Batavia kemudian diusulkan oleh Van Raai pada tanggal 12 Maret 1619.
(disunting dari Museum-nasional.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar